Tugas Softskill Bulan 3

PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH 

a.      Pemilihan Tema dan Topik

Pemilihan topik merupakan hal terpenting dalam penulisan ilmiah, karena pemilihan topik menentukan batasan-batasan isi atau permasalahan yang akan dibahas selanjutnya. Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
  •   Topik yang akan di pilih harus ada di sekitar penulis sesuai minat dan kemampuan.
  •   Topik yang di gunakan merupakan topik paling menarik untuk dikaji.
  •   Topik yang dikaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau berkaitan dengan profesi.
  •   Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
  •   Memilki data dan fakta yang obyektif serta mencukupi.
  •   Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
  •   Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.


b.      Pembatasan Masalah

Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup dan terbatas sehingga tulisannya dapat terfokus. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan :

  • Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
  • Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
  • Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).


c.       Pemilihan Judul

Pemilihan topik atau lebih konkritnya judul, akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan digarap. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah :

  • Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
  • Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
  • Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable-nya.
  • Judul harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
  • Sebaiknya judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji. Dalam kaitan ini, harus dihindari ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat snob/bombastis.


d.      Menentukan Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan yaitu menyampaikan maksud dari penulisan karya ilmiah atau penelitian yang akan di buat, sehingga pembaca dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari karangan ilmiah tersebut. Namun kita harus seksama, sering kali penulis memberikan tujuan yang sangat luas sehingga topik yang dibahas keluar dari apa yang sudah dibataskan.

e.      Menentukan Variabel Penelitian

Tugas peneliti adalah mencari hubungan yang menarik dan penting, yang menerangkan maslah yang diamati. Hubungan tersebut dikaitkan dengan teori dan hasil penelitian orang lain, dan dirumuskan dalam bentuk hipotesa. Konsep pokok diukur dengan variabel yang diberi definisi khusus oleh peneliti, agar dapat menguji hipotesa penelitian. Penggolongan dan penyederhanaan hubungan agar mudah dimengerti. Mempelajari masalah, hubungan dan memilih variabel dapat menjelaskan hubungan sosial yang dianggap perlu diperhatikan. Penelitian dari orang lain, pengamatan secara akal sehat, pedoman baik menentukan variabel kontrol yang tepat. 

f.       Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian ilmiah disebut juga laporan penelitian atau laporan ilmiah. Laporan penelitian ialah karya tulis ilmiah yang disusun melalui tahap – tahap berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati ole para ilmuwan.

Laporan penelitian mempunyai karakteristik berikut :

1.       Disusun untuk menjawab atau memecahkan suatu persoalan.
2.       Ditulis atas dasar hasil pengamatan atau observasi.
3.       Ditulis dengan menggunakan bahasa yang lugas dan resmi.

Sistematika laporan penelitian sebagai berikut :

1)      Judul
2)      Kata pengantar
3)      Abstrak
4)      Daftar isi
5)      Daftar tabel
6)      Daftar gambar
7)      Daftar lampiran
8)      Bab pendahuluan
9)      Bab telaah kepustakaan
10)    Bab metode penelitian
11)    Bab kesimpulan dan rekomendasi
12)    Bab pembahasan hasil penelitian
13)    Daftar pustaka
14)    Lampiran – lampiran



KERANGKA KARANGAN

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karngan yang belum final disebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapid an lengkap disebut outline final.

Sebelum membuat kerangka karangan perlu kita susun selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar di tengah jalan.karangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.kerangka belum tentu sama dengan daftar isi,atau uraian per bab.Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

MANFAAT KERANGKA KARANGAN

Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya,dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai 2 kali,serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang telah di tetapkan.

Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya. Bila kerangka karangan telah tersusun rapi,berarti separuh karangan sudah “selesai” karena semua ide sudah dikumpul,dirinci dan diruntun dengan teratur.pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimat saja untuk “membunyikan” ide dan gagasannya.

Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan.melalui kerangka karangan ,pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.


MACAM DAN BENTUK KERANGKA KARANGAN

A). Kerangka topic

Kerangka topic terdiri atas kata,frasa,atau klausa yang di dahului tanda-tanda atau kode tertentu yang lazim untuk menyatakan hubungan antara gagasan. Tanda baca akhir (titik)tidak di perlukan karena tidak di pakainya kalimat lengkap. Dan biasanya kerangka topic sering di gunakan dalam praktik pemakaian.

B). Kerangka kalimat

Kerangka kalimat bersifat resmi, berupa kalimat lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukan diperlukannya pemikiranyang lebih luas dari padayang dituntut dalam kerangka topic.

FUNGSI KERANGKA KARANGAN:

Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan yang ada.Dan fungsi lain dari kerangka karangan sebagai berikut;

  • Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
  • Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahannya
  • Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting


POLA PENYUSUNAN KERANGKA KARANGAN

POLA ALAMIAH

Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan factor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.  Urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat di bagi menjadi 2,yaitu;

A.      Urutan Ruang

Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang. Umpamanya kantor, gedung, lokasi/wilayah tertentu.

-Contoh bagian karangan yang memakai urutan ruang.

Topic : Laporan Lokasi Banjior di Indonesia
1.      Banjir di Pulau Jawa
1.      Banjir di Pulau Tengah
1.      Daerah Semarang
2.      Daerah Pekalongan
2.      Banjir di Jawa Barat
1.      Daerah Ciamis
2.      Daerah Garut
2.      Banjir di …

B.       Urutan Waktu

Urutan waktu di pakai untuk menerasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian,baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa.

-contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu

Topic : Riwayat Hidup Rabindranath Tagore
1.      Jatidiri Rabindranath Tagore
2.      Pendidikan Rabindranath Tagore
3.      Karier Rabindranath Tagore
4.      Akhir Hidup Rabindranath Tagore

Berdasarkan kerangka di atas dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas satu alenia; dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat diperluas lagi menjadi empat bab; bahkan menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang.

POLA LOGIS

Dinamakan pola logis karna memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia  yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.

Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks,sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus. Dan di bawah ini sebagai contoh:

Contoh  1. (urutan klimaks)

Topik : Kejatuhan Soeharto
I.      Praktik KKN marajalela
II.     Keresahaan di dalam Masyarakat
III.    Kerusuhan Sosial di Mana-mana
IV.    Tuntutan Reformasi Menggema
1.      Kejatuhan yang Tragis

Contoh 2 (Urutan Sebab-Akibat)

topik : pemukiman Tanah Tinggi Terbakar

1.      Kebakaran di Tanah Tinggi
2.      Penyebab Kebakaran
3.      Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4.      Rencana Rehabilitas Fisik

Contoh 3 (Ururtan Pemecahan Masalah)

Topik : Bahasa Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

1.      Apakah Ecstasy
2.      Bahaya Ecstasy

  • Pengaruh Ecstasy terhadap Syaraf Pemakainnya
  • Pengaruh Ecstasy terhadap Masyarakat
  • Gangguan Kesehatan Masyarakat
Gangguan Kriminalitas

1.      Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
2.      Kesimpulan dan Saran

Contoh 4 (Urutan Umum-Khusus)

Topik : Komunikasi Lisan

I. Komunikasi dan Bahasa
A. Bahasa Lisan
B. Bahasa Tulis

II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara

B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh

III. Praktik Komunikasi Lisan …
Dst.

TAHAPAN DALAM MENYUSUN KERANGKA KARANGAN:

a). Mencatat gagasan.Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran(diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
b). Mengatur urutan gagasan.
c). Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan sub bab.
d). Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.


TUJUAN MEMBUAT KERANGKA KARANGAN:

a). Agar karangan tidak menyimpang dari tema yang di tentukan.
b). Agar pokok pikiran-pokok pikiran tersusun secara urut dan rapi.
c). Agar tidak ada pokok pikiran yang kontradiktif dalam karangan.


BAGIAN KERANGKA KARANGAN DALAM MENULIS

Pada dasarnya kerangka karangan terdiri dari bagian pembukaan,isi,dan penutup.pada bagian pembukaan,dirumuskan secara ringkas latar belakang pentingnya suatu tema dibahas.bagian isi memuat point-point pokok pikiran yang akan di tulis,sedangkan pada bagian penutup berisi kesimpulan dan atau saran-saran.
Pendahuluan

Bagian pendahuluan adalah  bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat,jelas dan ringkas kepada para pembaca.
Puncak/klimaks

Bagian klimaks adalah bagian di mana konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh muncul. Kejadian dalam konflik biasa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit,dari yang sekali hingga yang berkali-kali dan lain sebagainya
Penyelesaian

Bagian penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konfla gaya bahasa yang menarikk dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bias pula berpikir tragis.


MENGEMBANGKAN KERANGKA KARANGAN

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang hendak kita tulis, jika benar-benar memahami materi yang baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembanganya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus di susun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang di tentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.

PENGUTIPAN 

Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan ditelaah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah paparan penelitian.

Walaupun penulis diperkenankan mengutip, bukan berarti tulisannya syarat dengan kutipan (perhatikan pula Keraf, 2001: 179). Tulisan hasil penelitian haruslah merupakan hasil gagasan asli penulisnya bukan kumpulan kutipan pendapat pihak lain. Jika akan mengutip pertimbangkanlah jangan sering mengutip dengan cara langsung, variasikan dengan cara tidak langsung. Kutipan seharusnyalah dapat mengembangkan gagasan penelitian.

Kaidah Pengutipan dalam Karya Tulis Ilmiah

Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab. Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata dengan oleh penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: (1) mengutip sehemat-hematnya, (2) mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata, dan (3) terlalu banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.

Cara Mengutip

Ada dua cara atau sistem dalam mengutip sumber sebagai rujukan, yaitu sistem catatan dan sistem langsung. Pada sistem pertama identitas rujukan—nama penulis, tahun, dan halaman—tidak ditampilkan langsung, sedangkan pada sistem kedua identitas tersebut ditampilkan. Pada sistem pertama di akhir kutipan ditampilkan nomor berupa angka Arab, yang ditulis agak ke atas dengan ukuran huruf lebih kecil (superscript). Kemudian angka tersebut akan dirujukan kepada catatan kaki pada bagian bawah halaman. Dalam sistem catatan ini dikenal sistem tradisional dan sistem Harvard (Kalidjernih, 2010: 119). Pada sistem tardisional digunkan kata ibid, loc cit, dan op cit untuk pengacuan rujukan sebelumnya, sedangkan dalam sistem Harvard tidak demikian.

Dalam hal cara mengutip ini, banyak sistem lain di samping dua sistem yang disebutkan di atas. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan sistem mengutip yang pada umumnya digunakan di Indonesia. Sistem ini pada pandangan penulis merupakan hasil kolaborasi atau kombinasi beberapa sistem yang dikenal di dunia. Makalah ini pun hanya akan menyajikan sistem pengutipan sumber dengan sistem langsung, sedangkan sistem catatan tidak akan dijelaskan. Sistem langsung ini menampilkan nama penulis, tahun, dan halaman atau penulis, tahun tanpa halaman.

Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.

Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan (Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).

Kutipan Tidak Langsung

Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa);
  • Mencantumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman)


Contoh1:

Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

Kutipan Langsung

Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut.

Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung endek):

  • Dikutip apa adanya;
  • Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis;
  • Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan);
  • Dibubuhi tanda kutip (“….”);
  • Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
  • Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif);
  • Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di kanan kata yang salah tadi;
  • Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat;
  • Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tandakurung, nislnya, (penggarisbawahan oleh penulis).

Contoh 2:

Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan 30) mengatakan, “Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda,”

Lebih dari Empat Baris (Langsung Panjang):

Dikutip apa adanya;

Dipisahkan dari teks paparan penulis dalam format paragraf di bawah paparan penulis;
Jarak baris kutipan satu spasi;
Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber, misalnya (Penulis, 2012:100).
Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan.

Contoh 3:
Mengenai pentingnya penelitian di lokasi tersebut Triwurjani dkk. (1993: 7—43) mengatakan sebagai berikut:
Penelitian secara lebih intensif di kawasan Danau Ranau pada tahun-tahun sesudahnya masih dilakukan, yaitu pada tahun 1993 tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional kembali melakukan penelitian berupa survei pada situs-situs di kawasan Danau Ranau, baik yang secara adminstratif berada di Kabupaten Lampung Barat maupun Kabupaten OKU (Ogan Komering Ulu), Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan temuan-temuan arkeologis dari beberapa situs yang diperoleh memiliki ciri prasejarah hingga klasik.

ATURAN MEMBUAT ABSTRAK DIDALAM PENULISAN ILMIAH

Abstrak merupakan sebuah ringkasan isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk membantu seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan dari penulisannya. Di dalam dunia akademik, tulisan pendek ini digunakan oleh institusi/lembaga/organisasi pendidikan sebagai informasi awal atas sebuah penelitian ketika dimasukkan dalam jurnal, konferensi, lokakarya, atau yang sejenisnya. Pembuatan abstrak memiliki beberapa tujuan seperti untuk melengkapi suatu tulisan ilmiah seseorang dan untuk dapat mengatasi suatu kendala bahasa.

Struktur penulisan sebuah abstrak yang terjadi saat ini menggambarkan ketidakpastian konsep atau ketidakjelasan panduan yang dimiliki tentang susunan yang jelas dari sebuah abstrak.


Penulisan sebuah abstrak harusnya memperhatikan:

A. Struktur Paragraf.

* Sebuah abstrak ditulis dalam satu paragraf yang menerangkan keseluruhan isi tulisan secara singkat dan jelas.
* Penulisannya tidak melakukan indensasi pada kalimat pertama paragraf.
* Single space adalah pilihan yang dimiliki oleh penulis untuk menyusun kalimat dalam paragrafnya.
* Mengatur jenis huruf dan besarnya huruf pada penggunaan penulis.


B. Jumlah kata.

* Idealnya sebuah paragraf terdiri dari 150 sampai dengan 200 kata. Namun, pertimbangan jumlah kata yang paling tepat dalam penulisankarangan ilmiah biasanya disertasi bergantung pada pertimbangan pandangan pembimbing (supervisor) yang mendampingi seorangmahasiswa dalam penulisannya.

* Seorang supervisor harusnya tidak mempertimbangkan jumlah kata sebagai acuan utama penulisan paragraf, karena bagian utama justru isi(content) paragraf.


C. Isi paragraf.

Pada saat pembimbingan, seorang supervisor mengedepankan 4 bagian empiris dari sebuah abstrak. Pertama, indentifikasi fokus penelitian dijelaskan secara singkat agar pembaca memahami apa yang diamati oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya. Kedua, penulis perlu menggambarkan secara jelas desain penelitian yang dilakukan dalam proses pencarian jawaban atau solusi atas persoalan yang diangkat di dalam penelitiannya. Desain langkah penyelesaian masalah ini oleh mahasiswa lazim dikenal dengan istilah Metode Penelitian. Ketiga, selanjutnya penulis akan menjelaskan hasil temuannya kepada pembaca. Beberapa peneliti menganggap hasil temuan yang diungkap tidak perlu mengungkap pembahasan yang dilakukan karena hal itu justru akan membuat pengulangan isi tulisan. Jelas maksudnya karena bagian pembahasan temuan penelitian juga diurai di dalam bagian kesimpulan. Keempat, perlunya bagian kesimpulan di dalam sebuah tulisan juga terlihat di dalam sebuah abstrak yang tetap mendapatkan perhatian penting sebagai bagian akhir dari paragraf. Pada bagian ini kadangkala sejumlah peneliti menyisipkan rekomendasi penelitian namun tanpa pembahasan atau uraian yang panjang. Lebih lanjut, tidaklah lazim sebuah abstrak diisi oleh nama si penulis serta para pembimbing tulisannya, apalagi hal itu ditulis dalam huruf cetak tebal.

Penulisan abstrak memang tidak bisa diselesaikan dalam satu kali penulisan. Sama halnya dengan penulisan esei (essay), penulisan abstrak juga memerlukan latihan agar bisa menciptakan hasil tulisan yang baik. Saat ini panduan penulisan menggunakan APA (American Psychology Association) style telah populer digunakan di perguruan tinggi. Meskipun panduan penulisan ini bukanlah satu-satunya panduan penulisan yang ada, APA style menjadi pilihan banyak para penulis dikarenakan pertimbangan panduan ini digunakan oleh banyak perguruan tinggi di dunia sehingga juga memundahkan penyesuaian dan penerimaannya.


Namun ada juga pendapat lain yang mengungkapkan bahwa komponen umum dalam penulisan abstrak yang benar adalah


A. Latar belakang merupakan motivasi sipenulis dalam menyusun penelitian.
B. Metode atau pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian.
C. Hasil atau produk merupakan final dari penelitian.
D. Kesimpulan.
* Pada awal kalimat merupakan sebuah kata benda,
* Terdiri maksimal 250 kata yang dipakai dan tidak termasuk kata sambung dan kata depan,
* Ditulis dalam bentuk satu paragraf,
* Menggunakan spasi single,
* Memakai huruf Times New Roman,
* Terdapat maksimal lima kata kunci serta disusun secara alfabet,
* Ditulis ditempatkan sebelum pendahuluan,
* Format penulisannya rata kiri dan rata kanan,
* Menggunakan ukuran besar huruf 12.


ATURAN MENYUSUN DAFTAR PUSTAKA DIDALAM PENULISAN ILMIAH
 .
Suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini. Pada setiap karya ilmiah, daftar pustaka harus ada sebagai bukti keberadaan sumber acuan.

Beberapa aturan umum dengan urutan didalam penyusunan daftar pustaka:

A. Nama pengarang dengan metode nama depan ditulis di belakang

Nama SebenarnyaCara Penulisannya
Muhamad SofyanSofyan, Muhamad
Selamat Dunia AkhiratAkhirat, Selamat Dunia

Bila penulis lebih dari dua orang dapat menggunakan literatur dari karya tulis dengan pengarang lebih dari dua orang, maka hanya nama pengarang pertama yang ditulis. Nama-nama pengarang lainnya digantikan dengan ‘dkk’.

B. Judul tulisan diberi tanda kutip
C. Tanggal Akses
D. Alamat situs refrensi untuk menjaga kemurnian dan kekuatan argumen tulisan



Sumber : 

https://sofyanm215.wordpress.com/2015/11/14/penulisan-abstrak-dan-daftar-pustaka-dalam-penulisan-karangan-ilmiah/

0 Response to "Tugas Softskill Bulan 3"

Posting Komentar