puisi nasionalis

dalam kenangan pergolakan bumi pertiwi
hujan deras membanjiri asa
yang haus akan kemerdekaan
dia dan semua menunggu keputusan sakral
titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
serbuan bambu runcing menyatu
kau teruskan bunyi-bunyi ayat suci
kau teriakkan semangat juang demi ibu pertiwi
untuk kemerdekaan abadi

namun
kesejahteraan tinggallah angan
keadilan hanyalah khayalan
kemerdekaan telah terjajah
yang tersisa hanyalah kebodohan

oh tuhan
perjuangan ini sungguh meresahkan
perjuangan ini sungguh membingungkan
perjuangan ini tak menemukan jalan

haruskah aku trurun ke medan perang
haruskah aku mandi berlumuran darah
haruskah aku tertusuk pisau belati penjajah

kini aku mulai merindukanmu
dimana soedirmanku dengan semangat gerilyanya?
dimana soekarnoku dengan semangat kebangsaannya?
dimana para pahlawanku dengan semangat pengorbanannya?

hei..
kini Indonesiamu telah menderita
kini rakyatmu sedang sengsara
kini pemimpinmu tak lagi bijaksana
arghhhh
atau aku harus terpaksa mencintaimu

kita semua merasa letih
menjalani hidup yang perih
hari-hari lewat melesat seperti kilat
dan kita terpojok di sudut-sudutnya

harapan yang kita miliki
kekayaan yang masih tersisa
kadang ia pun berkhianat
tapi kita tak berdaya
menanti tiada henti
dan kita tetap terpojok di sudut-sudutnya

0 Response to "puisi nasionalis"

Posting Komentar