di kala mentari menampakkan sinarnya,
sejuknya embun seakan musnah perlahan di saat itu
tinggal hujan yang tiada henti
kabut perlahan menyelimuti
adat dan budaya berpilih kasih
hak perempuan pun dibatasi
perempuan-perempuan hanya terdiam dalam lamunannya
kecuali menjadi budak di istananya sendiri
tangis membanjir di pipi
tak ada satu pun yang peduli
sekalipun rintihan yang bertubi-tubi
para insan berpura-pura tuli
perempuan dikekang
perempuan dilarang
perempuan terbuang
perempuan terbelakang
lemah tak berdaya
mealwan pun tak kuasa
hanya dapat berpasrah
menerima sikasaan jiwa
tunjukkan pada dunia
bahwa kau bukanlah kain lusuh
yang selalu terinjak-injak
dan menjadi keset seorang laki-laki
-nash-
sejuknya embun seakan musnah perlahan di saat itu
tinggal hujan yang tiada henti
kabut perlahan menyelimuti
adat dan budaya berpilih kasih
hak perempuan pun dibatasi
perempuan-perempuan hanya terdiam dalam lamunannya
kecuali menjadi budak di istananya sendiri
tangis membanjir di pipi
tak ada satu pun yang peduli
sekalipun rintihan yang bertubi-tubi
para insan berpura-pura tuli
perempuan dikekang
perempuan dilarang
perempuan terbuang
perempuan terbelakang
lemah tak berdaya
mealwan pun tak kuasa
hanya dapat berpasrah
menerima sikasaan jiwa
tunjukkan pada dunia
bahwa kau bukanlah kain lusuh
yang selalu terinjak-injak
dan menjadi keset seorang laki-laki
-nash-
0 Response to "perempuan "
Posting Komentar