Laporan Study Tour



BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan dunia pariwisata di negara kita terutama peninggalan–peninggalan sejarah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadi salah satu alasan diadakan karya wisata. Karya wisata merupakan suatu kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh sekolah kami. Karya wisata tahun ini mengambil objek – objek karya wisata di Pulau Bali karena di sana banyak terdapat tempat – tempat wisata yang terkenal di Indonesia bahkan di dunia internasional.
Kaitannya dengan karya wisata, kami ditugasi untuk membuat laporan dalam bentuk Karya Tulis mengenai objek–objek wisata yang kami kunjungi di Pulau Bali. Dari laporan tersebut,kami menuliskannya dengan apa yang telah kami lihat dan apa yang kami ketahui saja.

 B.Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan penulis dan keterbatasan waktu kami hanya
Memilih tempat wisata yang ada di bawah ini :
1)      Tanah Lot
2)      Pantai Pandawa
3)      GWK (Garuda Wisnu Kencana)
4)      Desa Penglipuran
5)      Pantai Kute
6)      BCC (tempat pementasan tari barong)

C.Permasalahan
Permasalahan yang akan kami bahas dalam laporan study tour di Bali adalah kami akan membahas tentang sejarah ,manfaat yang dapat kita ambil  dan mengetahui kondisi sosial masyarakat Bali dengan mengunjungi beberapa objek yaitu:
v  Tanah Lot
v  Pantai Pandawa
v  GWK (Garuda Wisnu Kencana)
v  Desa Penglipuran
v  Pantai Kute
v  Bedugul




D.TUJUAN STUDY TOUR
Sasaran utama karya tulis adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa-siswi SMA Negeri 1 KAYEN. Tujuan dari karya tulis antara lain:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesenian kebudayaan dan adat istiadat di Bali.
2.Untuk melengkapi Tugas karya Tulis Bahasa Indonesia.
3. Sebagai proses belajar mengajar semester genap untuk mengenal alam dan kebudayaan Indonesia khususnya bali.
4. Sebagai sarana rekreasi dan refresing.
5.Untuk merefresingkan otak, sebelum latihan ulangan semester genap dan ulangan semester genap atau ulangan kenaikan kelas.

E.    MANFAAT STUDY TOUR
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Pulau Bali, maka siswa memperoleh manfaat, antara lain:
1.          Menambah wawasan tentang kebudayaan adat istiadat di Bali.
2.          Siswa dapat mengetahui dan mengenal berbagai obyek wisata di Bali.
3.         Siswa dapa mengetahui dan mengenal berbagai kekayaan alam.
4.         Memperoleh pengetahuan tentang keunikan di  Bali.
5.          Siswa dapat dengan mudah menyusun karya tulis study tour yang dilaksanakan di Bali.
















     F.. SISTEMATIKA PENULISAN

Ø  HALAMAN JUDUL
Ø  HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Ø  MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ø  KATA PENGANTAR
Ø  DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Ø  LATAR BELAKANG
Ø  PEMBATASAN MASALAH
Ø  PERMASALAHAN
Ø  TUJUAN
Ø  METODE PENGUMPULAN DATA
Ø  SISTEMATIKA PENULISAN
                      BAB II ISI LAPORAN / HASIL BKUNJUNGAN
A.    .................
B.     .................
C.     .................
D.    ..................
                      BAB III PENUTUP
A.    SIMPULAN
B.     SARAN
                      LAMPIRAN
                      (Misalnya)
1.      Brosur Objek studi Wisata
2.      Foto Hasil Studi Wisata
DAFTAR  PUSTAKA


BAB II PEMBAHASAN

  1. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Karya wisata ini dilaksanakan sebelum Ulangan Kenaikan Kelas  pada tanggal 23 April 2014 – 27 April 2014. Penulis berada di Pulau  Bali selama 5 hari (pulang-pergi).Tempat wisata yang dikunjungi yaitu tanah lot,pantai pandawa, pantai kuta,garuda wisnu kencana,danau bedugul,desa adat penglipuran,BCC(Bali Culture Center).
Pemberangkatan
Pemberangkatan dilaksanakan  pada hari rabu, tanggal 23 April. Sebelum pemberangkatan siswa-siswi berkumpul di SMA N 1 Kayen. Para guru pembimbing SMA N 1 Kayen memberikan pengarahan kepada siswanya yang akan melakukan karya wisata ke Bali. SMA N 1 Kayen memberangkatkan 7 Bus. Sebelum pemberangkatan kami berdoa dan dipimpin oleh Bpk . Wahid . Setelah berdoa siswa memulai perjalanan menuju bali.
B. Perjalanan Ke Pulau Bali
Pada saat – saat pertama dalam perjalanan kami, semua sangat ceria karena kami belum merasakan lelah. Masing – masing peserta sibuk dengan kegiatanya sendiri – sendiri ada yang saling bercanda, bernyanyi,dan ada juga yang hanya menikmati pemandangan di luar.
Pada hari pertama  kami makan siang  dan melaksanakan sholat dhuhur serta ashar dijama’ di rumah makan Taman sari Tuban. Selesai makan kami melanjutkan perjalanan. Suasana di dalam bus kembali ramai karena teman – teman telah selesai  makan dan sholat , mereka kembali bergurau dan beryanyi.Pada saat malam hari kami berhenti di rumah makan Utama Raya untuk menikmati makan malam sambil melaksanakan sholat maghrib dan sholat isya’.
Sampai di pelabuhan Ketapang, sejenak kami menunggu bus masuk ke dalam kapal. Di dalam kapal kami tertidur karena lelah sampai tak sadar bahwa kami telah sampai ke pelabuhan Gilimanuk. Tak terasa 1 jam lamanya diatas air laut, kami merasa senang dapat menginjak pulau Dewata .
Perjalanan di Pulau Bali
Pada hari kedua kami langsung menuju ke toko pusat oleh-oleh Baliagung untuk menyantap sarapan pagi dan dilanjutkan ke  Tanah Lot. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel untuk check-in.
Setelah makan siang dan menikmati suasana kamar hotel,kami melanjutkan perjalanan menuju pantai pandawa.Disana kami tidak bermain air laut karena kami tidak membawa baju ganti.Oleh karena itu,kami hanya berfoto-foto.Kami meminta foto dengan para turis asing.Lalu kami melanjutkan perjalanan ke GWK  untuk menikmati pementasan tari kecak kolaborasi.Setelah pementasan selesai,kami menuju hotel untuk beristirahat dan makan malam.
Pada hari ketiga kami melanjutkan perjalanan ke desa adat penglipuran.Tetapi sebelumnya kami menyantap sarapan pagi di hotel.Disana ada banyak pura dan angkul –angkul yang bentuknya sama.Di pusat  desa ada sebuah pura besar dan sekaligus sebagai tempat beribadah.Disana kami diberi sebuah tontonan berupa sebuah tarian sambutan.Kemudian, kami menuju ke Dewata untuk berbelanja.Sedangkan bagi yang laki-laki melaksanakan sholat jum’at terlebih dahulu .Disana kami berbelanja pakaian dan makanan khas Bali.Setelah puas berbelanja,kami makan siang disana juga sekaligus melaksanakan sholat dhuhur.Kemudian kami menuju ke pantai kuta .Setelah puas berfoto-foto kami menuju ke Krisna untuk makan malam sekaligus berbelanja souvenir khas bali. Setelah itu kami menuju hotel untuk beristirahat.
Tibalah hari keempat , kami harus mempersiapkan diri dari pagi agar tidak terlambat. Kurang lebih pukul 08.00 WITA kami harus sudah selesai sarapan dan kami check out dari Hotel. Setelah semua anak siap di dalam bus, kami berjalan lagi menuju Joger. Perjalanan dari Tanjung Benoa ke Joger cukup lama, sehingga kami jatuh terlelap. Ketika sampai di Joger, seluruh siswa semangat kembali. Di Joger kami dapat membeli kaos-kaos yang hanya diproduksi di Joger. Suasana di Joger ramai sekali. Banyak pengunjung dari berbagai kota yang juga berbelanja di sana. Sesudah kami semua selesai berbelanja, kami berangkat menuju tempat wisata terakhir, yaitu Bedugul. Sebelum ke Bedugul kami makan siang ke salah satu restauran yang berada tidak jauh dari Bedugul. Setelah makan kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Bedugul. Di Bedugul kami melihat pemandangan yang sangat asri dan kami juga berfoto-foto bersama teman-teman dan juga Mbok Made , serta kami juga berbelanja.Setelah di Bedugul kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke Gilimanuk.Setelah sampai di Pelabuhan Gilimanuk kami menunggu kapal yang akan kami tumpangi. Setelah kapal datang kami segera naik kapal , suasana di dalam kapal sangat ramai. Tidak terasa kami sampai di Pelabuhan Ketapang.Kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan pulang. Sebelum pulang kami makan malam di salah satu restauran yang ada di Jawa Timur.Kemudian kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke pangkalan SMA NEGERI 1 KAYEN.Sebelum sampai ke SMA NEGERI 1 KAYEN, kami berhenti sebentar untuk menjalankan shalat subuh di Masjid Agung Ngerang yang berada di Juwana.
. Sekitar pukul 07.00 WIB, kita tiba di SMA NEGERI 1 KAYEN dengan selamat. Kami tiba di SMAN 1 Kayen pada hari Minggu,27 April 2014. Kami sudah ditunggu oleh jemputan masing-masing. Akhirnya kami menurunkan barang-barang bawaan kami dan pulang ke rumah masing-masing.











Desa Penglipuran
Desa Penglipuran berada diketinggian 700 meter di atas permukaan laut, terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Desa Penglipuran merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Bali.
Desa Penglipuran memiliki ciri khas tersendiri denganbentuk arsitektur bangunan rumah tradisional yang serupa dan tersusun rapimulai dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Posisi daerah utama letaknya lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir. Pintu gerbang khas Bali (angkul-angkul) yang merupakan akses menuju rumah penduduk yang berada setiap pekarangan terlihat seragam, saling berhadapan dan dipisahkan dengan jalan utama desa menambah keteraturan letak bangunan Desa Penglipuran. Penataan fisik dan struktur desa ini tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah diwariskan secara turun temurun dan tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Sebuah falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan.
Desa Penglipuran saat ini semakin populer sebagai alternatif tujuan wisata konvensional. Banyak wisatawan lokal dan mancanegara datang kesini untuk melihat dan menikmati suasana desa yang masih asri, baik dari kalangan biasa, ilmuwan maupun mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di Desa ini.
Awal mula keberadaan Desa Penglipuran sudah ada sejak dahulu, konon pada zaman Kerajaan Bangli. Para leluhur penduduk desa ini datang dari Desa Bayung Gede dan menetap sampai sekarang, sementara nama “Penglipuran” sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang mempunyai makna tempat suci untuk mengenang para leluhur.
Masyarakat Desa Penglipuran mayoritas penduduknya adalah sebagai petani. Desa ini mendapatkan penghargaan Kalpataru dan ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah daerah pada tahun 1995.. 

Pura Tanah Lot - Bali  sejarah dinusantara.

Pada masa Kerajaan Majapahit ada seseorang Bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwijendra atau Dang Hyang Nirarta.Beliau dikenal sebagai Tokoh penyebaran ajaran Agama Hindu dengan nama “Dharma Yatra “.Di Lombok beliau dikenal dengan nama “Tuan Semeru” atau guru dari Semeru (sebuah nama Gunung di Jawa Timur).
Pada waktu beliau datang ke Bali untuk menjalankan misinya,yang berkuasa di Bali saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong yang menyambut beliau dengan sangat hormat.Beliau menyebarkan agama Hindu sampai ke pelosok-pelosok Pulau Bali.Suatu ketika pada saat beliau menjalankan tugasnya,beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan beliau mengikutinya sampai pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air.Tidak jauh dari tempat itu beliau menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut “Gili Beo”(Gili artinya Batu Karang dan Beo artinya Burung) jadi tempat itu adalah sebuah Batu Karang yang berbentuk burung.
             Ditempat inilah beliau melakukan meditasi dan pemujaan terhadap Dewa Penguasa Laut.
Lokasi tempat Batu Karang ini termasuk dalam daerah Desa Beraban,dimana di desa tersebut dikepalai oleh seorang pemimpin suci yang disebut “Bendesa Beraban Sakti”.Sebelumnya masyarakat Desa Beraban menganut ajaran monotheisme(percaya dan bersandar hanya pada satu orang pemimpin yang menjadi utusan Tuhan sperti Nabi)dalam waktu yang singkat banyak masyarakat Desa Beraban ini mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta yang kemudian membuat Bendesa Beraban Sakti sangat marah dan mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir Bhagawan suci ini.
Dengan kekuatan spiritual yang dimiliki Dhang Hyang Nirarta,beliau melindungi diri dari serangan Bendesa Baraban dengan memindahkan batu karang besar tempat beliau bermeditasi (Gili Beo) ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut.Kemudian beliau memberi nama tempat itu “Tanah Lot” yang berarti Tanah di tengah Laut.


Akhirnya Bendesa Beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Dang Hyang Nirarta,dan akhirnya Bendesa Beraban menjadi pengikut setia dan ikut menyebarkan ajaran Agama Hindu kepada penduduk setempat.Sebagai tanda terima kasih sebelum melanjutkan perjalanan beliau memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban yang dikenal dengan nama “Keris Jaramenara atau Keris Ki Baru Gajah”.Saat ini keris itu disimpan di Puri Kediri yang sangat dikeramatkan dan di upacarai setiap hari raya Kuningan.Dan upacara tersebut di adakan di Pura Tanah Lot setiap 210 hari sekali,yakni pada “Buda Wage Lengkir”sesuai dengan penanggalan Kalender Bali.
Pura di Sekitarnya
Sejumlah pura yang ada di sekitar Pura Tanah Lot adalah Pura Pekendungan, Pura Penataran, Pura Jero Kandang, Pura Enjung Galuh, Pura Batu Bolong dan Pura Batu Mejan. Pura Pekendungan merupakan satu-kesatuan dengan Pura Tanah Lot. Pada mulanya tempat ini bernama Alas Kendung, digunakan sebagai tempat meditasi atau yoga semadi, untuk mendapatkan sinar suci sebelum melanjutkan perjalanan.
Di Pura Pekendungan terdapat keris sakti bernama Ki Baru Gajah yang memiliki kekuatan untuk menaklukkan penyakit tumbuh-tumbuhan di Bali. Keris ini merupakan anugerah Danghyang Nirartha kepada pemimpin Desa Beraban. Keris itu kini disimpan di Puri Kediri. Saat piodalan, Sabtu Kliwon Wara Kuningan, keris ini di-pendak serangkaian piodalan,
Sedangkan Pura Jero Kandang merupakan pura yang dibangun oleh masyarakat Beraban dengan tujuan untuk memohon perlindungan bagi ternak dan tumbuhan mereka dari gangguan berbagai penyakit. Akan halnya Pura Enjung Galuh berlokasi dekat dengan Pura Jero Kandang. Menurut beberapa catatan, pura ini dibangun untuk memuja Dewi Sri yang merupakan sakti dari Dewa Wisnu yang piodalannya setiap Rabu Umanis Wara Medangsia. Di pura ini masyarakat Mengenai Pura Sad Kahyangan dan Kahyangan Jagat memohon kesuburan jagat.

Sementara itu, Pura Batu Belong merupakan tempat melakukan pamelastian maupun pakelem dengan maksud menyucikan alam. Sedangkan Pura Batu Mejan atau dikenal dengan beji merupakan tempat untuk mendapatkan tirtha penglukatan.




Pantai Kuta
Pantai Kuta di sore hari.
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.
Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club pa





PANDAWA

MEMANG sudah tidak diragukan lagi bahwa Pulau Bali menyimpan keindahan yang seakan tidak ada habisnya. Deretan kegiatan agama dan budaya telah dilengkapi dengan keindahan bentang alamnya yang memukau, terutama pantai.

Nah, apabila Anda sudah mengenal Pantai Kuta atau Pantai Dreamland, kini Anda perlu menyambangi satu lagi pantai yang begitu elok dan terus dikembangkan menjadi tujuan wisata bahari. Nama pantainya adalah Pandawa, dan kadang dikenal pula dengan nama Pantai Kutuh.

Pantai Pandawa berlokasi di Bali Selatan, tepatnya di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dahulu pantai ini dikenal sebagai Secret Beach karena lokasinya yang berada di belakang tebing-tebing tinggi ditumbuhi oleh semak belukar.
ARSIP INDONESIA.TRAVEL Jalanan menuju Pantai Pandawa di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Pantai yang hanya berjarak sekitar 3 km dari Nusa Dua ini sebenarnya sudah lama dikenal, tetapi karena akses menuju pantai cukup sulit menjadikan pantai ini sepi dari kunjungan wisatawan.

Melihat potensi keindahan yang dimiliki oleh pantai ini, beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Badung sudah membuka akses berupa jalan sepanjang lebih kurang 1,5 km menuju pantai yang melewati tebing-tebing kapur tinggi. Kondisi jalanan menuju lokasi pantai ini begitu unik dan megah karena diapit tebing-tebing yang telah dibelah.
ARSIP INDONESIA.TRAVEL Wisatawan akan disambut oleh patung Pandawa Lima di Pantai Pandawa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Adapun nama Pantai Pandawa diambil dari nama tokoh pewayangan Panca Pandawa. Oleh karena itu, ketika memasuki kawasan pantai, Anda akan disambut oleh patung Pandawa Lima, yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Kelimanya diukir dengan indah dan, uniknya, patung-patung tersebut disimpan di dalam tebing-tebing kapur. Anda dapat melihat kelima patung tersebut secara bersamaan dan berurutan dari bawah pantai ke arah barat.

Keindahan pantainya sendiri tidak perlu diragukan lagi. Pesona pasir putihnya terhampar dari ujung ke ujung, airnya jernih dan bersih, serta deburan ombaknya mengalun di kejauhan. Harmonisasi berbagai keindahan tersebut siap menenteramkan hati Anda.


















GARUDA WISNU KENCANA






Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kotaprovinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmarkatau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.[1]
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.[1]
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pondtelah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.









TARI BARONG
Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.

Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Gajah, Barong Asu (anjing), Barong Brutuk, serta Barong-barongan. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.
Keistimewaan Tari Barong terletak pada unsur-unsur komedi dan unsur-unsur mitologis yang membentuk seni pertunjukan. Unsur-unsur komedi biasanya diselipkan di tengah-tengah pertunjukan untuk memancing tawa penonton. Pada babak pembukaan, misalnya, tokoh kera yang mendampingi Barong membuat gerakan-gerakan lucu atau menggigit telinga lawan mainnya untuk mengundang tawa penonton.
Sementara itu, unsur mitologis terletak pada sumber cerita yang berasal dari tradisi pra-Hindu yang meyakini Barong sebagai hewan mitologis yang menjadi pelindung kebaikan. Unsur mitologis juga nampak dalam pembuatan kostum Barong yang bahan dasarnya diperoleh dari kayu di tempat-tempat yang dianggap angker, misalnya kuburan. Unsur mitologis inilah yang membuat Barong disakralkan oleh masyarakat Bali. Selain itu, Tari Barong juga seringkali diselingi dengan Tari Keris (Keris Dance), di mana para penarinya menusukkan keris ke tubuh masing-masing layaknya pertunjukan debus.
Tari Barong dapat disaksikan di beberapa tempat di Kabupaten Gianyar, Bali, di antaranya di Pura Dalem Ubud yang biasanya mulai dipentaskan pada jam 19.30 WITA, serta di beberapa sanggar seni di Desa Batubulan yang dipentaskan pada jam 09.30 WITA.
Untuk menonton seni pertunjukan ini, wisatawan dapat menuju Desa Batubulan melalui Kota Denpasar, Ibu Kota Provinsi Bali. Dari Kota Denpasar, Batubulan berjarak sekitar 10 km atau membutuhkan waktu sekitar 15 menit menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum (taksi/mobil carteran). Sementara, jika wisatawan memulai perjalanan dari Pantai Kuta atau kawasan Nusa Dua, dibutuhkan waktu + 45 menit.
Untuk menyaksikan pertunjukan Tari Barong, wisatawan domestik maupun mancanegara dikenakan biaya sebesar Rp 50.000 per orang. Dengan membayar tiket sejumlah itu, wisatawan juga akan memperoleh panduan cerita pementasan dalam bentuk cetak dengan berbagai pilihan bahasa, antara lain bahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Italia, Jepang, dan Mandarin.
Selain menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan juga dapat menyewa jasa travel untuk menonton tarian ini. Penyedia jasa travel umumnya telah memiliki jadwal tetap pertunjukan Tari Barong di Desa Batubulan. Namun, apabila ingin lebih leluasa dengan agenda wisata yang diinginkan, wisatawan dapat menyewa mobil carteran dengan biaya sewa yang dihitung per hari.
Kecuali menyaksikan pertunjukan tari, salah satu agenda wisata yang bisa dilakukan di desa ini adalah berbelanja aneka cenderamata yang dijual oleh toko-toko suvenir maupun galeri seni yang ada di sepanjang jalan di Desa Batubulan. Benda-benda seni seperti patung maupun ukiran merupakan cenderamata khas dari desa ini. Apabila memerlukan akomodasi dan fasilitas seperti penginapan (losmen, hotel melati, maupun hotel berbintang), warung makan, serta tempat hiburan malam, maka wisatawan dapat menemukannya di kota terdekat, yaitu Kota Denpasar.
http://wisatabali2010.wordpress.com/tari-barong/











BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Objek wisata di pulau Bali memiliki karakteristik / daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut yang membuat pulau Bali dijadikan sebagai tempat berlibur maupun sebagai tempat kunjungan Study Tour.
2. Pesona alam serta kebudayaan yang ada di pulau Bali membuat wawasan peserta Study Tour akan kebudayaan Nusantara bertambah.
3. Keunikan dan ciri khas tersendiri dari pulau Bali membuat Indonesia semakin terkenal di dunia luar serta menghasilkan devisa yang besar bagi Indonesia.
4. Dalam Study Tour ini peserta dapat lebih memahami dan menghormati budaya-budaya yang masih kental yang berada di Indonesia serta dapat mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membeda-bedakan golongan, ras, budaya, dan agamanya.
Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki banyak keindahan alam dan kebudayaannya yang khas khususnya budaya seni tari dan seni pahat. Oleh karena itu, banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yang ingin mengunjungi pulau ini. Tujuan mereka datang berkunjung salah satunya adalah untuk melihat dari dekat bagaimana sosok Bali                     yang sebenarnya dan mempelajari budaya – budaya Bali khususnya seni tari dan seni pahat.
Selain budaya dan panorama alam yang disebutkan di atas ada juga budaya yang tidak kalah menariknya yaitu upacara adat yang dilakukan oleh sebagian besar penduduk Bali yang mayoritas beragama Hindu. Kebanyakan dalam pelaksanaan Upacara Adat sering disajikan tarian – tarian khas dari Pulau Bali.
B.SARAN
Dalam setiap melakukan sesuatu, pasti ada kekurangan dan kelebihan tersendiri. Begitu juga saat study tour dan saat peenulisan laporan study tour ini. Penyusun sangat senang dan puas setelah mengunjungi obyek wisata yang ada di Bali secara langsung yang biasanya hanya dapat di saksikan di layar televise. Tetapi ada beberapa kritik dan saran dari para siswa peserta study tour, antara lain:
1.      Sebaiknya setiap guru pembimbing supaya lebih tegas dalam member tahu informasi kepada             para siswa, supaya tidak mengulur-ulur waktu dan tidak banyak waktu yang terbuang untuk hal-hal yang tidak penting.
2.      Antara siswa dengan biro kepariwisataan lebih di tingkatkan agar siswa lebih paham.
Bagi pemerintah Provinsi Pulau Bali, dengan adanya obyek wisata yang semakin maju, maka diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perannya sebagai sumber devisa Negara. Adapun saran-saran yang disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.      Membangun fasilitas-fasilitas umum yang lebih dekat dengan obyek wisata sehingga mempermudah para pengunjung untuk menjangkaunya.
2.      Untuk kemajuan obyek-obyek pariwisata diharapkan adanya kerja sama yang baik antara biro wisata dengan pengelola tempat-tempat wisa

C. Kesan
     Perjalanan study tour ke pulau Bali kali ini sangat menyenangkan. Bagi penuulis, study tour kali ini tak akan pernah terlupakan. Karena, penulis mendapatkan pengalaman hidup yang baru dan hidup lebih berwarna.  
   




















LAMPIRAN-LAMPIRAN












                                                                                   













                                                                                               















                                                                                                                 






;











                                                                                    






















































































                                                                                     
                                                                  


                                                       

































DAFTAR PUSTAKA
Id.wikipedia.org/wiki/pantai_kuta

Pura Tanah Lot - Bali  sejarah dinusantara.blogspot.com/2012/05/sejara-pura-tanah-lot-bali.html


                           


0 Response to "Laporan Study Tour"

Posting Komentar