lompat jauh

lompat jauh


Dalam  pengembangan 
ilmu pengetahuan dan teknologi di era reformasi ini telah terjadi
dinamika di berbagai bidang ke arah yang lebih baik, sehingga mengubah system  kehidupan 
manusia  dari cara tradisional ke
arah yang lebih modern. Demikian halnya dalam bidang pembangunan pemuda dan
olahraga, khususnya olahraga dilakukan dengan tujuan  rekreasi, kesehatan  maupun dengan tujuan prestasi.
Bidang
olahraga merupakan salah satu aspek yang perlu di perhatikan dimana dengan  kemajuan 
bidang olahraga suatu daerah akan dapat membawa nama daerah tersebut
terkenal, terutama prestasi yang dicapai oleh atletnya. Permasalahan yang
timbul adalah sulitnya mencari atlet yang potensial untuk dapat dilatih dan
dibina untuk berprestasi dalam suatu cabang olahraga.




 
Usaha pembinaan olahraga harus terus dilakukan
secara mantap sebagaimana yang dilakukan oleh Soegono ( 1988: 13) bahwa:
“pembinaan dimulai sejak usia dini tersusun secara sistematis, yang dimulai
dari permassalan, pembibitan dan 
pembinaan prestasi yang berbentuk piramida berjenjang dari bawah ke
atas.”






     1
 
Sesuai dengan anjuran pemerintah untuk
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan 
masyarakat, maka kegiatan olahraga di Indonesia dilaksanakan sepanjang
tahun  mulai dari tingkat daerah  hingga tin gkat nasional bahkan  sampai ke taraf  internasional. Hal tersebut menunjukkan
perkembangan yang pesat dan 
menggembirakan bagi dunia olahraga di tanah air. Khusus di Sulawesi
Selatan


Pembinaan cabang olahraga atletik
khususnya lompat jauh sudah merupakan integral dari pembinaan bangsa dan
pengembangan nasional. Kita melihan perkembangan cabang olahraga Atletik
merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah di gemari oleh masyarakat.
Cabang olahraga atletik ini khususnya Lompat Jauh memiliki karakteristik daya
tarik tertentu sehingga menarik banyak perhatian orang untuk melakukannya.
Dengan demikian, memungkinkan bagi setiap individu untuk mencapai prestasi
dalam cabang tersebut.
Akan tetapi kenyataan bahwa prestasi
cabang olahraga atletik di daerah masih jauh ketinggalan dibandingkan di daerah
lain, seperti di pulau jawa,lebih lagi di daerah pedesaanyang juga merupakan
tempat yang memiliki banyak bibit – bibit yang punya masa depan untuk
berprestasi.
Kenyataaan ini ini disebabkan oleh
berbagai factor. Salah satu factor yang dijadikan titik perhatian yaitu,
pelaksanaan pembinaan yang belum teratur dan terarah bahkan system pembinaan
yang masih jauh ketinggalan. Hal ini tentunya membutuhkan dorongan dan motivasi
untuk memacu setiap pembinaan olahraga tersebut, termasuk pembinaan  cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh
untuk lebih berusaha lagi mengembangan pembinaan prestasi sampai di pelosok –
pelosok pedesaan.
Disamping itu pula, untuk mencapai
prestasi dalam cabang olahraga tertentu tidak terlepas dari atlet atau individu
sendiri. Sebab walaupun kita mempunyai peralatan yang canggih, pelati yang
bermutu dan berpengalaman, tetapi tanpa ad  kemauan dan motivasi yang tiggi dari atlet
tersebut, maka pembinaan yang dilakukan akan sia – sia atau tidak akan mencapai
prestasi yang diharapkan. Dalam rangka meningkatkan  prestasi yang diperlukan, maka berbagai usaha
pendekatan ilmiah yang dikembangak untuk mencapai  tujan tersebut.
Untuk mencapai prestasi tersebut
maka salah satu aspek dari kegiatan atlet adalah membentuk pembinaan dan
pengembangan prestasi olahragawan sebagai subyek dan prestasi M.F.Siregar (
1979:124 )  menyebut faktor yang dapat
mempengaruhi olahragawan, yaitu:
a.       Kondisi
keluaraga
b.      Bentuk
tubuh
c.       Kapasitas
alat – alat tubuh
d.      Nilai
fisik
e.       Efesiensi
teknik
f.       Kesegaran
jasmani
g.      Kecepatan
teknik atau siasat
h.      Mental
bertabding
Dalam
cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh, persiapan atlet untuk mencapai
suatu prestasi yang optimal bukan hanya ditekankan pada penguasaan teknik.
Tetapi disamping teknik yang tinggi, mental dan sikap kepribadian yang
baik  dan serta kematangan bertanding
yang tinggi diperlukan pula kondisi fisik yang baik.
Jika
seorang murid dalam kondisi yang baik, berarti orang tersebut sanggup melompat
secara efesien. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Yessis dan Turbo
yang diterjemahkan oleh Aidman ( 1993:96 )bahwa kondisi fisik adalah kebiassan
yang sering berhubungan dengan kekuatan atau bagaimanapun tingkat kebugaran
anda, anda harus sangat penting menunjang peningkatan kemampuan pada beberapa
unsur teknik bagi seorang atlet. Kemampuan tersebut digolongkan sebagai
karakteristik fisik yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penilaian seorang
atlet.
Dari
pendapat Yessis dan Turbo di atas yakinlah kita betapa pentingnya unsur
kekuatan sebagai unsur dasaruntuk membentu keterampilan dan kecakapan seorang
atlet atau murid, misalnya unsur kekuatan khusunya yang berhubungan dengan
lompat jauh, sangat menunjang terciptanya lompatan yang baik dalam lompat jauh.
Terlepas dari kemampuan atau kondisi fisik yang dimiliki seorang atlet atau
murid, maka sebaiknya diperhatikan pula keadaan atu bentuk tubuh atlet,
khususnya tinggi badan agar dalam pelaksanaan cabang olahraga atletik kususnya
lompat jauh diperoleh bentuk – bentuk sesuai yang diharapkan. Tinggi badan
diartikan sebagai keadaan ukuran Antropometrik tubuh diukukur dari atas kepala
kaki dalam keadaan berdiri tegak pandangan lurus kedepan dan tampa alas kaki
dan menggunakan ukuran centimeter. Dengan tinggi bandan diharapkan pula dapat
memiliki tungkai yang panjang. Panjang tungkai diduga berhubungan erat dengan
kemampual lompat jauh. Hal ini dapat dianalisis dari tungkai sebagai lengan
gaya, jika lengan ini panjang maka gaya yang akan ditimbulakan juga besar. Anwar
Pasau ( 1988:51 ) mengatakan bahwa: orang yang memiliki tubuh yang tinggi dan
besar merupakan gambaran besarnyakemampuan fisik yang dimilikinya. Tubuh yang
tinggi mengandung pengertian bahwa ukuran – ukuran panjang tubuh termasuk
panjang tungkai. Serta peranan kemapuan fisik dalam menunjan prestasi olahraga
tidak disangkalkan lagi, demikian pulauntuk nomor lompat jauh dengan unsur
kemapuan fisik seperti panjang tunkai dan daya ledak tungkai sangatlah
mendukung dalam melakukan lompatan.
Dalam mengemukakan
landasan teoritis, penyusunan kerangka berfikir dan perumusan hipotesis sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, karena teori sebagai pegangan pokok
suatu konsep umum dan hipotesis sebagai rumusan hasil penalaran yang disusun
sementara sebagai kerangka berfikir.
Tungkai merupakan
bagian tubuh manusia yang termasuk dalam bidang gerak bawah (inferior), yang
meliputu pinggul, paha, betis dan kaki. Untuk dapat mengetahui panjang
tungkai,seseorang dapat diukur dengan alat yang dikenal dengan nama
antropometrik. Dan panjang tungkai dapat diketahui melalui hasil pengukuran
mulai dari lantai sampai akhir colum spinal. Menurut Barry L. Jhonson
(1986:191) mengemukakan bahwa :
Leg
length, measured from end of the spinal colum to the floer.also taken from
greater trichanter to floor someitimes the difference between sitting end
standing heights is used.
Pendapat di atas secara
bebas dapat diterjemahkan bahwa panjang tungkai diukur dari akhir colum spinal
sampai kelantai juga dapat dilakukan dari trochcanter mayor sampai kelantai.
Dalam cabang atletik
khususnya lompat jauh, panjang tungkai seseorang atlet sangat penting guna
menunjang dalam proses lompat jauh dengan baik. Untuk itu panjang tungkai
sangat besar peranannya dalam mencapai keberhasilan seorang atlet serta
mencapai prestasi yang maksimal, terutama dalam melakukan lompat jauh.
Panjang tungkai yang
dimiliki oleh setiap atlet dalam lompat jauh berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi dan kemampuan setiap atlet
kita dapat melihat dan menilai dari tingkat prestasi seseorang yang memiliki
panjang tungkai ideal atau bauk dan yang kurang ideal atau pendek akan tetapi
ini bukan berarti orang yang mempunyai tungkai pendek tidak dapat berprestasi,
namun kita dapat melihat dari sisi lain bahwa orang yang tungkainya panjang
ideal mempunyai peluang leebih besar untuk berprestasi dalam olahraga, khusunya
dalam melakukan lompat jauh. Hal ini sejalan dengan Dua pendapat para ahli  yang diungkapkan oleh Anwar Pasau,(1988:85):
Kalau
pertumbuhan fisisk berkembang dengan baik, maka pertumbuhan badan akan lebih
baik pula, dengan kata lain bahwa fisik yang bertambah besar menjadi
tinggi  dan menjadi jaminan besarnya
kemampuan kerja tubuh dan organ – organ tubuh, misalnya orang – orang yang
mempunyai fisik seperti kekuatan, kecepatan, dan daya tahan jantung paru – paru
dan daya tahan otot lebih baik dari pada orang yang bertubuh kecil dan pendek.
Menurut Rorimpandey,
(1960:146) mengumukakan bahwa:
Orang
yang panjang tungkainya tentu lebih tinggi lompatannya dari pada orang yang
lebih pendek tungkainya, artinya kalau kedua – duanya itu berada dalam keadaan
sama, artinya kesehatan yang sama, kecakapan teknik yang sama serta sifat –
sifat kerohanian yang sama.
Orang yang tinggi
badannya berarti panjang juga tungkainya merupakan sala satu potensi bagi
setiap atlet yang perlu mendapat perhatian serius. Mengingat bahwa panjang
tungkai akan membantu dalam menunjang pencapain prestasi. Sebagai contoh dalam
cabang olahragaa atletik yaitu pada saat melakukan lompat jauh  ataupun lompat, dimana pelaksanaany akan
lebih mudah bagi orang yang badannya tinggi badan serta tungkai yang panjang
disbanding orang yang badannya pendek.
1.      Daya ledak tungkai
Daya ledak juga disebut
dengan istilah tenaga eksplosif yang dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga,
apalagi kalu orang tersebut menuntut untuk aktivitas yang berat dan cepat atau
kegiatan itu harus dilakukan  dalam waktu
sesingkat mungkin dengan beban berat. Untuk mampu melakukan aktivitas seperti
itu dilakukan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan otot yang dikerahkan
secara bersama – sama dalam mengatasi tahanan badan dalam waktu yang relative
singkat.
Dick yang diterjemahkan
oleh Harsono, (1988:199) mengumukakan bahwa:
Daya
ledak tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi
yang cepat, daya ledak tungkai sangat penting untuk cabang – cabang olahraga
yang eksplosif seperti sprint, lari gawang, nomor – nomor lempar dan lompat
dalam Atletik.
Selanjutnya
Moehammad Sajoto, (1988:58) mengumukakan bahwa:
Daya
ledak tungkai adalah kemampuan seseorang dalam melakukan kekuatan maksimum,
dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek – pendeknya, kekuatan
force x kecepatan atau volicity.
Dari kedua
pendapat  tersebut diatas menyebutkan dua
unsur yang penting dalam daya ledak tungkai yaitu kekuatan otot dan kecepatan
otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mwngatasi tahanan, sehingga dengan
demikian dapat disimpulkan batsan daya ledak tungkai sebagai berikut: daya
ledak tungkai adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimaldalam
waktu yang sangat cepat.
Secara umum kemampuan
daya ledak tungkai dikenal sebagai salah satu komponen fisik yang sangat di
butuhkan dalam berbagai cabang olahraga, namun kemampuan daya ledak tungkai
bukan bukan unsur penentu satu – satunya dalam melakukan aktifitas olahraga
agar Nampak terampil dalam mencapai prestasi puncak, akan tetapi saling
menunjang satu sama lain dari berbagai unsur potensi fisik.
Kekuatan merupakan
dasar untuk menentukan daya ledak tungkai. Sebelum latihan daya ledak
tungkai,orang harus sudah memiliki suatu tingkat kekuatan otot yang baik.
Seperti yang dikemukakan oleh Abdul Kadir Ateng, (1992:140) bahwa : “tenaga
otot adalah kemempuan untuk melepaskan kekuatan otot secara maksimal dalam
waktu yang sesingkat”.
Daya ledak tungkai
sangat penting dalam setiap aktivitas pada cabang – cabang olahraga terutama
yang mengharuskan atlet untuk menolak dengan kaki seperti lompat dalam atletik,
dan berlari dengan cepat ( sprint), smash dalam bola voli, juga cabang olahraga
dalam mengharuskan atlet dalam mengerahkan tenaga secara meledak dalam waktu
yang terbatas seperti melempar dalam cabang atletik dan lain – lain. Dimana
senua cabang olahraga tersebut diatas memrlukan daya ledak tungkai sangat
penting dalam peningkatan prestasi. Seperti yang dikemukakan oleh Harsono,
(1988:200) bahwa : “dua unsur penting dalam daya ledak tungkai adalah (a)
kekuatan otot dan (b) kecepatan ototdalam mengerahkan tenaga maksimum untuk
mengatasi tahanan”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan daya ledak
tungkai adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu
yang sangat cepat.
Komponen yang sangat
penting dalam mencapai puncak penampilan terbaik dalam melakukan aktivita
olahraga yang menunjang kemampuan daya ledak tungkai ini seperti kekuatan
(strength), kecepatan (speed), kelincahan (agility), daya tahan (endurance),
kelentukan (fleksibility), keseimbangan (balance), tenaga (daya ledak tungkai)
dan  kecepatan (accuracy). Dari berbagai
komponen potensi fisik tersebut daya ledak tungkai adalah unsur kemampuan
tenaga eksplosif merupakan integrasiantara kekuatan dan kecepatandalam
melakukan suatu pola gerak, maka tenaga eksplosif dapat dikembangakan melalui
pengembangan kekuatan dan kecepatan.
Willmore, (1977:130)
mengatakan bahwa:
“product of force and velocity,
this is probably more important than absosule strength alone”.
Scara bebas dapat
diterjemahkan bahwa daya ledak tungai adalh hasil dari kekuatan dan kecepatan,
kemungkinan lebih penting daripada kekuatan absolut sendiri. Kemudian menurut
Jansen Calyne R. (1983:167) bahwa daya ledak tungkai adalah sebagai berikut:
Muscular power is combination of
speed and strength, it is the abilty to apply force at a rapid rate. Power is
typically demonstratedin projecting the body or objek the momentum necessaryto
carry it the desired distance
.
           
Secara
bebasditerjemahkan bahwadaya ledak tungkai adalah kombinasi dari kecepatan dan
kekuatan, adalah suatu kemampuan untuk menerapkan force dengan kuat dalam waktu
yang sangat singkat untuk memberikan momentum sebaik mungkin pada tubuh atau
objek membawakan kejarak yang diinginkan. Dari pendapat di atas, dua unsur
penting tenaga eksplosif atau daya ledak tungkai adalah kekuatan dan kecepatan
otot dalam mengerahkan tenaga maksimal dalam waktu yang sangat cepat.
Power
can be be increased by increasing strength with our sacrificing speed, by
increacing speed of movement winhout sacrificing or by increasing both speed
and strength.
Secara bebas dapat di
terjemahkan bahwa: daya ledak tungkai dapat dikembangkan dengan meningkatkan
kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau meningkatkan kecepatan tanpa
mengabaikan kekuatan dan kecepatan bersama – sama.
Berdasarkan pendapat di
atas, kekuatan ototdan kecepatan otot merupakan komponen fisik yang sangat
menentukan dalam peningkatan daya ledak tungkai. Oleh karena itu bila pelompat
mempunyai daya ledak tungkai, pelompat akan mudah melakukan gerakan lompatan
dengan baik.
2.      Lompat Jauh
Lompat jauh adalah
salah satu nomor dala cabang olahraga atletik yang sudah sejak lama
dilaksanakan. Perkembangan dan kemajuan atletik ini menyebabkan cara
pelaksanaan lompat jauh senantiasa berkembang, mengenai rencana pelaksanaan
seperti sekarang mempunyai ketentuan yang obyektifatau terdiri dari rangakian
kegiatan tertentu.
Gerakan lompat jauh
dapat dibagi atas: awalan, tumpuan atau tolakan, lompatan dan melayang serta
mendarat di bak pasir. Guna awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan kecepatan
yang setinggi – tingginya sebelum mencapai balo tolakan. Pelompat  yang memiliki kecepatan biasanya mencapai
kecepatan yang maksimal lebih cepat dan demikian memerlukan jarak awalan yang
lebih pendek dari pada atlet yang tidak memiliki kecepatan. Sehingga perkiraan
jarak adalah 30 – 35 meter. Tidak semua jarak digunakan untuk membentuk
momentum, tetapi empat langkah terakhir dipakai untuk mempertahakan kecepatan
yang telah dicapai, sambil memusatkan perhatian kepada tolakan kaki di balok
tolakan.
Tolakan kaki harus
keras agar tercapai ketinggian lompatan yang cukup, tanpa kehilangan kecepatan
maju meminimal mungkin. Kaki ayun digerakan secara aktif untukmembantu naiknya
badan dan untuk menjaga keseimbangan badan sewaktu melayang di udara. Pada
waktu mendarat harus dijaga keseimbangan sehingga tidak jatuh terduduk bahkan
rebah kebelakang. Untuk itu kedua tangan dijulurkan ke depan ketika kaki
menyentu pasir, jika perlu badan dicondongkan ke depan.
Gerakan lompat jauh
adalah suatu gerakan yang tidak terputus – putus yang merupakan satu kesatuan,
yaitu diawali dengan awalan lari, tolakan pada papan tumpuan, melayang di
udara, dan mendarat pada bak lompatan. Awalan yang dilakukan mempengaruhi
jauhnya suatu lompatan. Demikian juga halnya dengan tolakan, melayang dan
mendarat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi lompat jauh banyak hal
yang saling mempengarui antara satu dengan gerakan lainnya, yaitu; (a) awalan,
(b) tolakan, (c) melayang, dan (d) mendarat
a)     
Awalan
Nomor lompat jauh harus
diawali lompat jauh dengan kecepatan yang maksimal, bahwa lompatan itu akan
berhasil apabila larinya cepat yang kemudian diikuti dengan tolakan yang tepat
dan kuat pada dan kuat pada balok tumpuan. Bagi pelompat yang ingin mencapai
hasil yang baik dalam lompatanya, maka dituntut suatu awalan yang cepat dengan
langkah yang konstan, supaya dapat menolak pada balok tumpuan dengan tepat,
sehingga peralihan lompat jauh awalan yang tepat kepada tolakan yang kuat.
Awalan dilakukan dengan
lompat ajuh secepat mungkin dengan jarak tertentu sesuai dengan kemampuan
atlet. Seperti dalam buku yang berjudul “ teknik – teknik dalam atletik  dan tahap – tahap mengakarkannya ( PASI,
1993:78 ) bahwa:
Panjang
lompat awalan akan berbeda – beda, sesuai kemampuan dan kedewasaan si pelompat,
namun pada umunya bagi pelompat berpengalaman, lompat jauh ini berkisar antara
30 sampa 35 meter yang kira – kira terjadi 21 – 23 kali langkah lari.
Lompat jauh ini secara
berangsur dan progresif dipercepat dan pada beberapa langkah terakhir, pinggul
sedikit diturunkan guna persiapan untuk bertolak. Pengukuran secara tepat
terhadap panjang lompay jauh awalan dan pertimbangan yang baik selama bebrapa
awalan terakhir adalah sangat penting. Oleh karena unsur kecepatan lompat jauh
pada awalan sangat dibutuhkan pada tahap awalan, sehingga jelaslah bahwa
kecepatan diperlukan untuk mendapatkan jaraklompatan yang terjauh.
b)    
Tolakan
Tolakan dengan suatu
gerakan peralihan yang sangat cepat antara lompat jauh awalan dan melayang,
dimana tolakan itu tidak dapat dipisahkan dari awalan dan melayang. Pada saat
yang cepat ini, berpindah dari keadaan lompat jauh ke melayang. Supaya dapat
melayang lebih jauh, selain karena kecepatan awalan, dibutuhkan tambahan
tolakan dan kekuatan, juga dengan ayunan dari lengan dan tungkai ayunan.
Tolakan dapat dikatakan
sebagai tahap yang berfungsi untuk mengubah gerakan lompat jauh menjadi suatu
lompatan. Tolakan yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
sudut lompatan yang dihasilakn.untuk mendapatkan sudut tolakan yang ideal
sedapat mungkin dapat terkoordinasi dari pada kecepatan awalan dan kekuatan
tolakan serta letak titik pusat gravitasi.
c)     
Melayang
 setelah tolakan terjadi
maka pelompat akan melayang. Saat melayang dapat dibedakan gaya dari pelompat
yang satu dengan yang lain, dengan melayang. Misalnya sikap jongkok, schnepper
(menggantung), dan sikap jalan diudara.
Gerakan saat melayang
terutama mendapatkan keseimbangan dalam melayang, pelompat berusahaa melompat
lebih tinggi dengan mengangkat dadanya ke depan atas untuk mendapaykan tambahan
jarak lompatan. Selain itu, pelompat yang mempunyai tinggi badan lebih
mempunyai keuntungan karena letak titik badan lebih tinggi. Hal ini akan dapat
memberikan kesempatan lebih tinggi dibandingkan yang tidak begitu tinggi letak
titik berat badannya.
Melayang merupakan
akibat dari kecepatan lompat jauh awalan dan kekuatan tolakan yang sempurna.
Tinggi rendahnya serta lemahnya melayang, tidak semata – mata tergantung pada
kecepatan dari awalan, akan tetapi dibantu pula dengan tolakan dan sudut
tolakan. Yang paling penting pada saat melayang atlet melawan rotasi putaran
yang timbiul akibat dari tolakan.
d)    
Mendarat
Pada saat mendarat,
pelompat berusaha mengayungkan tungkkainya sejau – jauhnya sampau jatuh
kebelakang, hanya pelompat yang kuat otot – otot perutnya dan yang panjang
tungkainyala yang lebih berhasil dalam mendarat sebagai akhir dari lompatan.
Dari berbagai rangkaian
gerakan dalam lompat jauh, gerakan mendarat adalah gerakan proses yang
terakhir. Kalau lompat tingggi sikap mendarat hanya ditunjukan untuk menghidari
cedes, maka berbeda dengan lompat jauh pendaratan merupakan salah satu penentu
jauh dekatnya lompatan. Kesempurnana lompatan merupakan kesempurnaan  pelaksanaan lompat jauh itu sendiri.
Keempta teknik gerakan
tersebut sebagai suatu kesatuan gerakan lompat jauh yang paling terikat,
sehingga harus dilakukan secara terkoordinasi.
A.   
Teknik
pengumpulan data
Data
– data yang akan dikumpul penelitian ini sesuai dengan variable yang terlibat,
yakni data panjang tungkai, data daya ledak, dan data kemampuan lompat jauh
dalam cabang olahraga atletik.
1.      Pengukuran
panjang tungkai
a.       Tes
ini bertujuan untuk mengetahui panjang tungkai siswa atau testee
b.      Alat
dan perlengkapan:
1. meeteran,
2. alat tulis
3. formulir tes
c.       Pelaksanaan:
1.      Testee
berdiri tegak dan pengetes memegang tonjolan disekitar pinggul tepatnya pada
trochanter major.
2.      Dalam
posisi berdiri tegak, testee diukur panjang tungkainya dari tonjolan tersebut
sampai dengan telapak kaki atau lantai.
d.      PenilaianHasil
yang dicatat adalah ukuran jarak dari trochanter major sampai lantai.
2.      Pengukuran
daya ledak tungkai
a.       untuk
mengukur daya ledak tungkai dipergunakan tes daya ledak tungkai lompat jauh
tanpa awalan.
b.      Alat
dan perlengkapa.
1.      Bak
lompat jauh
2.      Formulir
tes
3.      Alat
tulis
4.      Meteran
c.       Pelaksanaan
Siswa berdiri di depan
bak lompat jauh. Selanjutnya melakukan lompatan tanpa awalan. Kemudian murid
mengambil sinkap untuk melompat sejauh – jauhnya tanpa awalan. Hasil lompatan
pada saat melompat dicatat. Hasil daya ledak adalah hasil lompatan pada saat
melompat. Tiap siswa diberikan kesempatan sebanya tiga kali.
d.      Penilaian
Hasil lompatan terbaik
dari 3 (tiga) kali percobaan hasil akhir peserta tes.
3.      Pengukuran
lompat jauh
a.       Tujan
untuk mengetahui jauhnya lompatan dari tumpuan sampai mendarat pada bak
lompatan
b.      Alat
dan perlengkapan
1.      Meteran
2.      Bak
lompatan dan lintasan lompatan
3.      Formulir
tes
4.      Alat
tulis menulis
c.       Pelaksanaan
1.      Testee
berdiri pada lintasan lompat jauh,, lalu berlari secepat mungkin dengan jarak
yang sesuai dengan kemampuan.
2.      Pada
papan tumpuan salah satu kaki melakukan tumpuan pada balok tumpuan dan kaki
tidak boleh melewati balok tumpuan.
3.      Setelah
bertumpu murrid melakukan tolakan dan lalu melayang di udara dan sikap mendarat
dengan kedua kaki.
4.      Testee
diberi kesempatan sebanyak tiga kali lompatan.
5.      Jarak
kecepatan diukur dengan cara ujung meter atau titik Nol dan diletakan pas
padatitik tempat jatuhnya anggota badan yang terdekat dari balok tumpuan.
Gambar.
2. tes lompat jauh tanpa awalan ( dokumentasi pribadi)
d.      Penilaian:
                  
Hasil yang dicatat adalah jarak tumpuan yang terdekat dari papan tolakan

0 Response to "lompat jauh"

Posting Komentar